Wednesday, September 24, 2003

b33tch!

Sri duduk di depan komputer, wajahnya memerah karena terlalu lama menatap monitor 17 inchi. Tapi saat ini ia sedang melihat ke bawah, menunduk tepatnya, memperhatikan jari-jari kakinya yang mulai memucat dan mengkerut.

Mungkin terlalu banyak keringat yang berkumpul dalam kaus kaki dan sepatu, ujar suara kecil yang tampaknya berasal dari bahunya sendiri.
Pasti karena itu, Sri menjawab, matanya masih tetap menatap dengan heran pada jari-jari kaki yang keriput disana-sini karena basah.

Sri baru selesai membaca tulisan online dengan judul Seks untuk Hacker sebuah tulisan komprehensif yang menjelaskan cara-cara berhubungan seks dengan lawan jenis, dengan bahasa yang mudah dipahaminya. Sri adalah seorang hacker, artinya ia sangat senang membongkar pasang elektronik, mengutak-atik sistem komputer dan sesekali membuat panik jaringan internet dengan mempublikasikan kelemahan-kelemahan sebuah sistem.

Sri, adalah seorang hacker, pahami ini sebagai kata halus untuk menyebutnya seorang maniak teknologi yang tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi. Kecuali, tentunya, sosialisasi itu dilakukan melalui perantara mesin seperti di ruang chatting, email atau instant messenger.

Sri dikenal dengan nama softspot di kalangan bawah tanah. Hacker perempuan ini sudah malang melintang 5 tahun di dunia bawah tanah, namanya cukup terkenal namun sama sekali belum ada yang tahu wajahnya seperti apa.

Sekedar tahu saja, Sri tidak bisa dibilang cantik seperti kategori foto model dan (ehm) tidak memiliki buah dada yang besar, atau karakter fisik lain yang bisa dibilang seksi. Tapi Sri percaya pada kata-kata StJude, aktivis hacker wanita yang sudah meninggal, tidak perlu dada yang besar untuk menggaet pria.

Triing! suara seperti dering peri dalam kisah-kisah dongeng menggema di ruangan itu. Itu bukan suara peri, tetapi aplikasi instant messenger-nya yang menandakan ada seseorang mencoba berkomunikasi dengannnya. (Sri menjalankan aplikasi Yahoo Messenger di mesin Linux, salah satu dari beberapa komputer yang mengonggok di kamarnya).

Pria itu lagi, gumam Sri. Sudah beberapa hari ini pria itu selalu berusaha menghubungi Sri, entah siapa pria ini.

Bagaimana jika pria ini aku gunakan untuk mempraktekkan tulisan itu? gumam Sri sendiri. Suara di bahunya menghembuskan napas, sepertinya hendak mengatakan sesuatu.

1 comment:

Anonymous said...

Coba tak Koment