Thursday, November 20, 2003

Kukuruyuk

Ia mengurung dirinya dalam sebuah kurungan ayam. Bukan kurungan yang dibuat dari keratan bambu, tapi yang dibuat dari besi dan memiliki atap. Persis seperti yang dimiliki orang-orang kaya untuk ayam bekisar.

Semalaman ia tidur disitu. Kabarnya sih, mimpinya enak dan tidurnya nyenyak di kurungan ayam. Entahlah, mungkin memang dia sukanya begitu.

Tapi yang dibuat kelimpungan bukan istri atau anak-anaknya. Saleh punya seorang pembantu yang tugasnya khusus membersihkan kandang ayam. Setiap pagi Pipin, pembantunya itu, ditugasi untuk membersihkan 128 kandang ayam yang ada di rumah Kepala Kantor Kejaksaan itu. Kandang-kandang itu beragam, mulai dari yang terbuat dari kawat ayam hingga kandang super mewah yang dilengkapi pancuran air, sistem keamanan berkamera Closed-Circuit dan pintu gerbang dengan sistem identifikasi biometric. Wuih!

Pipin cuma bisa terbengong-bengong saat pagi itu ia melihat kandang itu diisi oleh majikannya sendiri. Tidak tega rasa hatinya untuk membangunkan pria tambun yang sedang tertidur nyenyak itu. Sepertinya dosa besar membangunkan seseorang yang sedang tidur seperti bayi yang baru kenyang netek.

Pipin mengetuk-ngetuk atap kandang ayam itu. Pelan-pelan sekali ia berbisik, dengan khidmat dan sopan. "Paaak.... bangun paak... pak Saleh? kandangnya mau saya bersihkan duluu..." suara perempuan asal Cipelang, Bogor, itu lirih sekali.

Lalu, tubuh Pak Saleh bergeliat perlahan. Matanya membuka. Ia melihat ke langit yang hampir terang. Lalu, tanpa peringatan apapun. Meneriakkan kokokannya. Hanya bunyinya bukan 'kukuruyuk' seperti lazimnya ayam.

No comments: