Friday, April 02, 2004

Perawan dan Perhatian Seorang Tukang Bakso Keliling 1

Di rumah berwarna biru, yang pagarnya seperti bambu tapi terbuat dari baja, hidup seorang perawan.

Sementara di sebuah gubuk, jauh di tepian kota, di sebuah kampung becek, tinggal seorang tukang bakso keliling.

Bagaimana sang perawan setiap pagi membasuh tubuhnya dengan air dan sabun, tidak perlu diceritakan disini. Apalagi setiap lekuk tubuhnya yang molek.

Bagaimana si tukang bakso menyiram tubuhnya sekenanya, dengan air pompa sumbangan tetangganya. Tanpa sabun. Dan setiap hari bermandikan keringat di jalan-jalan. Itu juga tidak usah diceritakan disini.

Hal yang penting adalah bagaimana, pada suatu hari yang panas menjelang hujan, sang perawan memanggil si tukang bakso. Dari balik pagar yang mirip bambu, tapi terbuat dari baja, sang perawan memesan semangkuk panas bakso pedas. Lengkap dengan semua bumbu dan atributnya. Lengkap dengan saus merah dan cabai. Lengkap dengan irisan kecil lemak dan daging. Lengkap dengan... yah pokoknya semua yang bisa dimasukkan dalam semangkuk bakso!

Dalam pandangan sang perawan...

Tunggu sebentar, ini mulai membuat lelah. Mulai saat ini kita sebut sang perawan dengan nama Nita. Oke, itu bukan nama sebenarnya. Tapi, demi kenyamanan cerita ini, mari kita sepakati hal itu.

Kemudian, si tukang bakso sekarang akan kita panggil Migin. Setuju tidak setuju!


Dalam pandangan Nita, satu mangkuk bakso itu adalah surga. Hari yang panas-dingin seperti sekarang sangat membutuhkan pelepasan. Ia membayangkan dirinya bermandikan keringat, meski dalam rumah yang selalu ber-AC itu. Ia membayangkan napasnya yang tidak teratur, menghembus-hembuskan hawa panas. Bibirnya yang berdenyar-denyar dalam pedas yang menggelora. Ooh! Huuh! Yeah!

Dalam kepala Migin, ini adalah surga! Seorang gadis molek berpakaian ketat dan seterusnya dan seterusnya. Hari yang panas, tubuh yang lelah. Ah, semua itu tidak ada artinya. Maka dalam hatinya terhunjam tekad. "Ia harus merasakan Bakso paling lezat di seluruh dunia... bakso paling lezat yang pernah ada! Ha ha ha ha ha! Akan kubuatkan surga untukmu Non! Surga dalam semangkuk Bakso!!" hatinya menggelinjang oleh pikiran itu.

bersambung

No comments: