Wednesday, April 06, 2005

Sebuah Perselingkuhan yang Amat Singkat

Kafetaria. Jam Makan Siang.

Tempat ini selalu penuh dengan para karyawan yang lapar dan lelah. Siang-siang begini, mereka dengan patuhnya melahap apapun yang kami sajikan. Tanpa tahu apakah makanan itu sudah dilumuri ludah atau hal-hal lain yang sulit untuk dibayangkan.

Tapi aku berhenti melakukan itu sejak dia datang. Namanya, aku lihat dari kartu nama yang bergelantungan di lehernya, adalah Arifin. Ganteng. Pria itu bekerja di 'Schroeder' (bagaimana cara membacanya?).

Dia muncul di kafetaria ini sejak seminggu yang lalu. Satu hari sesudah kemunculannya, aku menghabiskan uang mingguan untuk membeli parfum baru dan rok.

Tentu saja, suamiku segera protes. "Buat apa sih, parfum? Kamu pakai satu botol juga akan tetap bau minyak goreng!" ujarnya ketus.

Hari-hari belakangan ini ia tampak semakin hitam saja, suamiku itu. Aku tidak pernah menyadari ini sebelumnya, tapi kayaknya hidung suamiku itu berukuran terlalu besar. Belum lagi noda hitam di sisi bibirnya, apa itu? Tompel? Tahi lalat? Andeng-andeng? Tanda lahir?

Sore ini Arifin akan bertemu denganku. Kami sudah berjanji tadi. "Nanti sore ya mba'yu!" serunya sesudah makan siang. Ia makan siang agak cepat karena harus rapat.

Aku menggodanya, 'sibuk? cari lemburan buat istri ya?' Ia hanya menjawab dengan singkat, "Belum punya istri nih mba'yu. Cariing doong," Uhh, rasanya aku ingin melumat mulut yang bau minyak itu dengan bibirku!

Kafetaria. Sore

Ariefin masuk dari pintu besar. "Gimana mba'yu? sudah siap?" kata-katanya ringan.

'Ooh jelas. Aku selalu siap. Aku selalu siap untukmu!' hatiku berlompatan. Tanganku menyerahkan bungkusan itu padanya.

"Ok deh. Jadi berapa semuanya?" sambil menyodorkan selembar lima puluh ribuan ke tanganku. 'Uuuh, selipkan saja di dadaku, semua uang juga masuk ke situ kok,' benakku nakal!

Aku mendekatinya, hendak mengatakan sesuatu yang sangat romantis (entah apa).

Tiba-tiba, pintu depan berderak. Sesosok pria muncul. 'Oh sial!' aku mengumpat diam-diam.

Arifin pergi. Suamiku, yang muncul untuk menjemput, menggamit tanganku. "Kamu wangi," ujarnya perlahan. Kalimat paling romantis yang pernah aku dengar.

3 comments:

Anonymous said...

g baru tau kalo yang kayak begitu doank dikategorikan selingkuh lho.. bukannya wajar ya kalo tertarik sesaat sama lawan jenis lain, or kalo udah nikah ga boleh ya..

sexy_sex_me
http://affairdanselingkuh.blogspot.com

trindy luph uty said...

dsr,,,manusia mmang gk pernah ada puas nya,,,

gy an,,,
si mb. yu itu,,gatel bgd

Anonymous said...

Dasas wanita laknat, ga tau di untung.. Udah punya suami masih aja kegatelan.. Dasas wanita murahan